13 Tinjauan Pustaka. Lahan gambut merupakan salah satu sumber daya alam yang mempunyai fungsi hidro-orologi dan fungsi ekologi lain yang penting bagi kehidupan seluruh mahluk hidup. Nilai penting inilah yang menjadikan lahan rawa gambut harus di lindungi dan di pertahankan kelestariannya. Untuk dapat memanfaatkan sumber daya alam lahan gambut
SolusiMengatasi Pertanian Lahan Kering dan Contohnya. Pengembangan berbagai arti budidaya tanaman pada lahan pertanian kering memerlukan perhatian mengenai pengelolaanya dan sumber air yang digunakan. Sumber air menjadi faktor utama dalam usahanya. Lahan kering terkadang terdapat di wilayah dengan kategori rawan pangan, dengan ciri-ciri sumber
Dilahan ini siswa akan belajar langsung bagaimana struktur kebun kelapa sawit, bagaimana cara bertanam, memanen, dan juga bagaimana mengelola kebun sesuai standar industri modern. Keberadaan experimental nursery membuat mahasiswa dapat beradaptasi sejak dini terhadap kondisi lapangan sehingga ilmu yang dipelajarinya lebih valid dan applicable.
cash. Tumbuhan sawi hijau atau sering dikenal dan disebut juga dengan caisin merupakan salah satu jenis sayuran yang banyak dikonsumsi terutama di Indonesia. Tanaman ini biasanya digunakan sebagai bahan tambahan sayuran atau sebagai makanan penutup dan juga bisa digunakan untuk keperluan lainnya. Sawi hijau memiliki nama latin yaitu Brassica sinensis L. yang bisa ditanam di sepanjang musim dan tahun serta juga bisa hidup di berbagai tempat, sehingga tanaman ini banyak ditanam dan dibudidayakan oleh para petani. Anda bisa menanam tumbuhan sawi di area ladang, sawah ataupun pekarangan rumah Anda. Salah satu alasan lain adalah karena cara menanam sawi hujau terbilang mudah dan juga memiliki pasar yang cukup menguntungkan. Cara menanam sawi terbilang mudah dan tidak berbeda dengan tanaman lain yang sejenis ataupun masih satu keluarga seperti lobak, brokoli dan kubis. Namun tentunya jika Anda melakukannya dengan sembarangan, hasil yang didapat akan kurang maksimal dan tidak sesuai dengan yang kita inginkan. Di sini kami akan memberikan tips dan juga langkah-langkah cara menanam sawi hijau dengan baik dan benar agar hasil yang Anda dapatkan nantinya bisa maksimal dan berkualitas tinggi. Namun sebelum itu, silahkan klik disini untuk melihat aneka bibit tanaman sayuran sawi yang kami jual. Cara Menanam Sawi Hijau Dalam menanam sawi hijau, ada beberapa tahapan yang harus kita ikuti dan perhatikan, di antaranya adalah pemilihan benih, persiapan wadah tanam atau area tanam, penyemaian, penanaman dan juga pemeliharaan. Pemilihan Benih Salah satu faktor yang sangat penting yang akan menentukan bagus atau tidaknya tanaman sawi adalah proses pemilihan benih yang tepat. Memilih benih yang baik tentunya akan mempermudah kita dalam menanam dan memelihara tanaman sawi, serta akan mempermudah kita untuk mendapatkan hasil yang baik dan maksimal nantinya. Benih sawi yang baik biasanya mempunyai bentuk yang bulat dengan ukuran kecil, warna kulit bibit coklat kehitaman, sedikit keras dan permukaannya licin mengkilap. Anda bisa mendapatkan bibit tersebut di toko tanaman ataupun toko pertanian. Umumnya untuk setiap satu hektar lahan, dibutuhkan sekitar 750 gram bibit sawi. Persiapan Area Lahan Cara menanam sawi hijau selanjutnya adalah mengenai persiapan area lahan yang akan kita gunakan. Untuk area lahan, perlu dilakukan penggemburan tanah dengan cara dicangkul agar memperbaiki sirkulasi udara di tanah dan juga memperbaiki struktur tanah. Selain itu tanah juga harus ditambahkan pupuk dasar berupa pupuk kandang atau pupuk kompos agar menambah kesuburan tanah. Tanah juga harus bersih dari tanaman liar, gulma ataupun benda lain seperti kayu dan bebatuan besar. Selain itu Anda juga sebaiknya memilih area tanah yang tidak tertutupi atau terhalangi sinar matahari karena sawi hijau membutuhkan sinar matahari langsung. Jika area lahan sudah bersih, selanjutnya adalah membuat bedengan dengan panjang yang disesuaikan dengan area lahan. Bedengan tersebut dibuat dengan lebar sekitar 120 cm dengan tinggi sekitar 20 sampai 30 cm. Setelah semua siap, tunggu sekitar 2 hingga 4 minggu sebelum lahan bisa ditanami oleh tanaman sawi hijau. Penanaman Untuk menanam tanaman sayur sawi hijau kita bisa melakukan penyemaian terlebih dahulu atau langsung ditanam di area lahan. Seminggu sebelum kita menanam di area lahan, terlebih dahulu dilakukan pemupukan dengan menggunakan pupuk kandang sekitar 10 ton untuk satu hektar tanah, yang juga diambahkan dengan Kcl 75 kg dan TSP sebanyak 100 kg. Kemudian bibit tanaman sawi ditanam di atas bedengan dengan jarak sekitar 40 x 40 cm, atau 20 x 20 cm. Buat lubang dengan kedalaman sekitar 10 cm untuk menanam bibit tanaman saw, kemudian ditutup kembali dengan tanah dengan menekan sisi-sisinya dan terakhir disiram dengan air. Perawatan Sawi Hijau Cara menanam sawi hijau selanjutnya tidak kalah penting, yaitu perawatan tanaman. Hal pertama yang harus diperhatikan dalam merawat sawi hijau adalah proses penyiraman yang dilakukan. Proses tersebut tergantung dari musim saat kita menanam. Saat musim penghujan, maka penyiraman bisa dilakukan sekali sehari ataupun sekali setiap dua hari. Jika musim kemarau, makan dilakukan penyiraman setiap hari atau sesuai dengan kebutuhan dari si tanaman. Selain itu juga dilakukan pembersihkan secara berkala dari tanaman liar atau gulma dan juga dari hama tanaman yang mengganggu. Pemupukan juga dilakukan setelah 3 minggu masa tanam yang menggunakan pupuk urea sebanyak sekitar 50 kg untuk satu hektar lahan. Cara pemupukan dilakukan dengan cara penyiraman menggunakan air yang telah dicampur dengan pupuk tersebut. Itulah cara menanam sawi hijau yang bisa kami berikan untuk Anda. Semoga informasi ini bermanfaat dan berguna bagi Anda yang ingin menanam dan membudidayakan tanaman sawi hijau. Jangan lupa klik disini untuk melihat aneka bibit tanaman sayuran sawi yang kami jual. Masuk
Lahan rawa selama ini kurang diminati petani karena dianggap terlalu lembap dan berair jika dijadikan sawah. Di samping itu, tingkat kemasaman lahan rawa pun tinggi sehingga bisa mengganggu produktivitas tanaman. Padahal, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengoptimalkan lahan rawa. Upaya ini akan memberikan banyak manfaat dari lahan rawa kepada petani, berikut di untuk irigasi tersedia sepanjang tahunSalah satu ciri lahan rawa yang paling kentara adalah adanya air yang menggenang. Ternyata, air yang ada pada lahan rawa ini justru dapat menjadi irigasi jika lahan dijadikan sawah. Dengan adanya pasokan air yang melimpah, petani tidak perlu merasa panik lagi saat musim kemarau atau paceklik begitu, perlu diketahui bahwa air yang ada pada lahan rawa tidak sepenuhnya baik untuk tanaman. Ada beberapa kandungan tertentu yang bisa menjadi zat racun bagi tanaman. Untuk itu, saluran irigasi di lahan rawa haruslah bergerak satu arah. Dalam sistem irigasi satu arah ini, yang dibutuhkan bukan hanya saluran untuk air masuk, tetapi juga untuk drainase guna membuang kandungan racun pada air rawa. Baik untuk budidaya hortikultura dan hewan ternakAgar kesejahteraan petani dapat terwujud maka mengandalkan satu tanaman saja tidak cukup. Apalagi jika lahan yang dimiliki terbatas. Namun lain ceritanya jika petani memiliki lahan terbatas tetapi dapat digunakan untuk membudidayakan aneka produk. Hal tersebut ternyata dapat diwujudkan dengan menjadikan lahan rawa sebagai lahan rawa, petani bisa melakukan budidaya holtikultura dengan menanam tanaman lain di samping padi. Jenis tanaman yang dianjurkan adalah tanaman sayur-sayuran yang mudah tumbuh di media lembap seperti selada. Selain menanam sayuran, petani juga bisa memulai ternak itik atau ikan karena kedua jenis binatang tersebut mampu hidup di lahan rawa. Jika hal ini diterapkan, bukan tidak mungkin hidup petani akan menjadi lebih terbentuknya pemberdayaan petaniUpaya untuk menyejahterakan petani Indonesia juga dapat dilakukan melalui pemanfaatan lahan rawa. Optimalisasi lahan rawa yang telah dilakukan belakangan ini oleh pemerintah memang dirancang agar petani dapat bekerja secara efisien dan memanfaatkan lahan yang ada. Program optimalisasi rawa yang disebut Serasi Selamatkan Rawa, Sejahterakan Petani bahkan mendorong untuk terciptanya pertanian korporasi jelas akan membantu petani untuk hidup lebih sejahtera. Ini karena pertanian korporasi mendorong petani untuk dapat menghasilkan produk yang tidak hanya terbatas pada tanaman utamanya. Di samping itu, pertanian korporasi juga mengajak petani untuk mulai menjual produknya sendiri tanpa harus melalui perantara yang bisa membuat mereka ketahanan pangan Nasional Salah satu tantangan bangsa Indonesia yang dihadapi setiap tahunnya adalah mewujudkan ketahanan pangan Nasional. Hal ini menjadi semakin sulit untuk diwujudkan kala jumlah lahan yang biasa dijadikan sawah semakin menipis. Untuk itu, perlu adanya pemanfaatan lahan jenis lain untuk kemudian dijadikan rawa adalah jawaban yang paling tepat untuk itu. Jumlah lahan rawa yang belum dimanfaatkan secara optimal di Indonesia ternyata sangat banyak. Pada tahun 2018 saja, tercatat ada sekitar 10 juta hektar lahan rawa yang masih “menganggur”. Jika dikelola dengan baik dan optimal, lahan rawa yang dijadikan sawah diprediksi mampu menghasilkan setidaknya 30 juta ton beras. Jumlah ini tentu mampu mewujudkan ketahanan pangan Nasional. Ternyata lahan rawa yang selama ini diremehkan justru memiliki banyak manfaat untuk petani. Keempat poin di atas adalah beberapa manfaat lahan rawa yang mungkin belum banyak diketahui. Semoga dengan membaca artikel ini, lahan rawa yang ada di Indonesia dapat dimanfaatkan lebih baik lagi.
Table of contents [Hide] [Show] A. Pengolahan Lahan Untuk Bibit Kelapa Sawit 1. Bajak Luku 1 2. Memancang Rumpukan 3. Menumbang Pohon dan Chipping Pencacahan 4. Pembersihan Sisa Akar 5. Aplikasi Trichoderma 1 6. Pembajakan Luku 2 7. Rajang Harrow B. Penamaman dan Pemeliharaan Tanaman Penutup Tanah C. Pembuatan Lubang Tanam Besar Big Hole untuk Areal Replanting Tanam Ulang dan Lubang Tanam Biasa untuk Areal Bukaan Baru 1. Pemancangan Titik Tanam 2. Membuat Lubang Tanam Besar Big Hole 3. Aplikasi Tandan Kosong Sawit TKKS dan Biofungisida Trichoderma 4. Pembuatan Lubang Tanam Biasa 5. Penanaman Bibit Kelapa Sawit 6. Konsolidasi Tanaman Cara menanam bibit sawit yang benar itu sangat beragam seperti yang biasa kita lakukan sendiri pada saat mempersiapkan lahan perkebunan kelapa sawit. Pusat Penelitian Kelapa Sawit PPKS memberikan informasi tentang Petunjuk Teknis Penanaman Bibit Kelapa Sawit Unggul di Lapangan. Prosedur yang disampaikan ini bisa saja menjadi referensi bagi kita untuk menanam jenis bibit sawit apapun, tergantung dari kesanggupan kita masing-masing. Namun saran dari kami yaitu gunakanlah selalu bibit sawit yang berasal dari penyedia benih yang telah terdaftar di Kementrian Pertanian bibit unggul. Penting untuk diingat bahwa, jenis bibit juga sangat berpengaruh terhadap jumlah produksi dan kualitas TBS yang dihasilkan. Oleh sebab itu berikut ini cara menanam bibit sawit yang bisa anda ikuti untuk mempermudah dalam proses penanaman. A. Pengolahan Lahan Untuk Bibit Kelapa Sawit Terdapat 7 tujuh tahap yang bisa diikuti untuk melakukan pengolahan lahan perkebunan kelapa sawit, diantaranya adalah 1. Bajak Luku 1 Pekerjaan bajak luku dilakukan sebelum dilakukannya penumbangan pohon. Bajak ini bisa saja dilakukan pada perkebunan yang akan replanting atau penanaman baru. Meluku 1 satu dilakukan dengan cara mencangkul dan membalik tanah dengan kedalaman minimal 30 cm dari permukaan tanah. Meluku 1 tersebut dilakukan dengan arah diagonal terhadap barisan tanaman kelapa sawit. Alat yang biasa digunakan adalah Disc Plough diameter 25 inchi dengan penggerak yang dibantu oleh traktor roda ban. 2. Memancang Rumpukan Kegiatan memancang rumpukan dilakukan oleh personel juru ukur. Arah pancang rumpukan dilakukan sejajar dengan barisan tanaman dan dilatakkan pada gawangan mati. Setiap 2 dua baris tanaman yang ditumbang, dirumpuk menjadi 1 barisan rumpukan. Pancangan rumpukan diusahakan selurus mungkin sehingga tidak mengenai rancangan barisan tanaman. Atur jarak rumpukan dengan rancangan barisan tanaman pada jarang minimal 2 meter jangan terlalu dekat. 3. Menumbang Pohon dan Chipping Pencacahan Menumbang dan mencacah pohon dilakukan setelah diselesaikan pekerjaan memancang tempat rumpukan. Saat dilakukannya penumbangan, usahakan bonggol pohon juga dibongkar. Pohon yang telah ditumbang, kemudian diletakkan pada daerah yang dipancang rumpukan sebelumnya. Jika melakukan cacahan, sebaiknya tebal batang yang dicacah berkisar 5-20 cm dengan sudut potong 45-60 derajat. Alat yang biasa digunakan untuk kegiatan penumbangan dan chipping adalah Excavator. 4. Pembersihan Sisa Akar Akar yang tersisah dari kegiatan penumbangan dan chipping, dikumpulkan dengan cara dikutip lalu dikumpulkan di daerah rumpukan. Akar yang dibersihkan adalah akar yang keluar ke permukaan tanah atau yang bisa ditarik secara manual. 5. Aplikasi Trichoderma 1 Aplikasi Trichoderma ini merupakan suatu kegiatan pencegahan terhadap serangan Ganoderma. Tanaman kelapa sawit yang ditanam pada lahan bekas replanting rentan terhadap serangan Ganoderma pada tanaman baru, sehingga diperlukan pengaplikasian Trichoderma untuk menghambat dan menahan pertumbuhan Ganoderma. Aplikasi Trichoderma 1 dilakukan pada rumpukan hasil cacahan batang dengan cara menaburkan diatas rumpukan cacahan batang. Agar aplikasi Trichoderma merata, sebelum diaplikasikan sebaiknya Trichoderma dicampur dengan tanah dari lokasi tersebut. 6. Pembajakan Luku 2 Proses pekerjaan meluku membajak 2 dilakukan setelah proses pengerjaan penumbangan pohon sampai dengan pencacahan chipping selesai dilaksanakan. Meluku 2 dilaksanakan dengan cara mencangkul dan membalikkan tanah dengan kedalaman 30 cm yang dilakukan searah dengan rumpukan tanaman. Alat yang digunakan untuk melakukan pekerjaan ini adalah Disc Plough dengan ukuran diameter piringan 25 inchi sama seperti meluku 1 yang ditarik dengan traktor roda ban. 7. Rajang Harrow Rajang dilakukan searah dengan luku 2 yang dilaksanakan pada waktu 14 hari setelah pekerjaan Luku 2 selesai. Alat yang biasa digunakan untuk rajang adalah Harrow yang ditarik dengan Traktor Roda Ban TRB. Pekejaan ini dilakukan untuk tujuan meratakan tanah yang masih menumpuk-numpuk. Kedalaman rajang dilakukan pada minimal 15 cm dari permukaan tanah. B. Penamaman dan Pemeliharaan Tanaman Penutup Tanah Tanaman penutup tanah atau sering disebut Legume Cover Crop LCC sangat sering dijumpai dilahan perkebunan kelapa sawit dengan tujuan untuk menjaga pertumbuhan gulma liar dan menjaga kelembaban tanah. LCC sering juga disebut dengan Kacangan. Kegiatan penanaman dan membangun kacangan harus didahului dengan pemancangan dan pembuatan jalur tanaman kacangan itu sendiri. Janis LCC yang biasa digunakan dan dijual bebas adalah Pueraria javanica PJ, Colopogonium mucunoides CM, Centrosema pubescens CP dan Mucuna bracteata MB. Penanaman kacangan dari stek atau semai dilakukan searah baris tanaman dengan populasi 200-400 stek/hektar, perlu diperhatikan bahwa jarak per gawangan minimal 2 baris tanaman kacangan stek. Khusus untuk tanaman penutup tanah jenis MB dibutuhkan 600-700 stek/hektar. MB ditanam 2 baris setiap gawangan dengan jarak barisan adalah 2 meter dari barisan tanaman dan jarak titik tanam MB dalam barisan adalah 5 meter. Setelah 1 bulan waktu penanaman LCC sebaiknya diberi pupuk NPK dengan komposisi 15-15-6-4 dengan dosis aplikasi sebanyak 10 gram per pohon. Penyiangan dilakukan setiap rotasi 1 kali dalam sebulan sejak tanaman LCC di tanam. Bagi tanaman LCC yang mati, agar segera disisip dengan tanaman yang baru. Cara menanam bibit sawit yang benar selanjutnya adalah sebagai berikut C. Pembuatan Lubang Tanam Besar Big Hole untuk Areal Replanting Tanam Ulang dan Lubang Tanam Biasa untuk Areal Bukaan Baru Setelah kegiatan persiapan lahan dan penanaman LCC di kebun yang akan dijadikan untuk komoditas tanaman kelapa sawit maka kegiatan selanjutnya adalah 1. Pemancangan Titik Tanam Arah barisan tanaman yang diatur adalah Utara-Selatan dan pada keadaan tertentu arah barisan dapat diubah dan disesuaikan dengan topografi lahan perkebunan. Jarak tanam yang diterapkan adalah segitiga sama kaki dan atau disesuaikan dengan topografi lahan. Areal yang rata sampai dengan bergelombang 0-28 derajat jarak tanam yang diterapkan adalah7,692 x 9,09 meter sehingga kerapatannya adalah 143 pohon per hektar. Untuk areal berbukit >28-45 derajat jarak tanam yang bisa diterapkan adalah 8,333 x 9,09 meter sehingga kerapatan tanaman bisa mencapai 132 pohon per hektar. Titik tanam yang dipancang harus lurus dan sering disebut dengan mata 5. 2. Membuat Lubang Tanam Besar Big Hole Pembuatan lubang tanam besar dilaksanakan lebih kurang 4 minggu sebelum penanaman bibit sawit. Titik pancang lubang tanam besar bergeser searah barisan tanaman 1,5 meter dan searah gawangan 1,5 meter. Ukurang lubang tanam besar adalah 3 x 3 x 1 meter. 3. Aplikasi Tandan Kosong Sawit TKKS dan Biofungisida Trichoderma Setelah lubang tanam besar selesai dibuat, maka selanjutnya adalah lubang tanam besar diisi dengan TKKS dengan dosis 400 Kg per lubang tanam. Selanjutnya aplikasikan Biofungisida di atas TKKS yang telah diaplikasikan sebelumnya dengan cara ditabur merata dengan dosis 400 gram per lubang tanam. Agar penaburan Biofungisida merata sebelum pengaplikasian lakukan pencampuran dengan tanah bekas galian. Setelah diinkubasi didiamkan selama 4 minggu, penanaman bibit dapat dilakukan. Penanaman bibit dilakukan dengan cara membuat kembali lubang tanam kecil dengan ukuran 60x60x60 cm. 4. Pembuatan Lubang Tanam Biasa Lubang tanam biasa dibuat dengan cara melubangi titik pancang pada ukuran 60x60x60 cm. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan cara manual yaitu menggunakan cangkul atau secara mekanis dengan menggunakan hole digger. Setelah lubang tanam jadi, maka berikutnya adalah pengaplikasian biofungisida Trichoderma sebanyak 200 gram per lubang tanam ditambah pupuk Rock Phosphate sebanyak 500 gram per lubang tanam. Pemberian dilakukan dengan cara menabur tipis keseluruh bagian lubang tanam dan bagian tepi atas lubang tanam. Setelah itu lubang tanam didiamkan selama 2 minggu sebelum ditempatkan bibit tanaman sawit. 5. Penanaman Bibit Kelapa Sawit Bibit kelapa sawit yang siap untuk ditanam adalah tanaman yang telah berumur 10-12 bulan sejak pembibitan awal di polibag. Sebelum bibit ditanam, kedalaman lubang tanam disesuaikan dengan ketebalan tanah di polybag. Buka polybag dan masukkan bibit ke dalam lubang tanam yang telah dipersiapkan sebelumnya. Timbun lubang tanam dengan tanah lapisan atas topsoil sambil dipadatkan agar bibit tidak goyang dan doyong. 6. Konsolidasi Tanaman Konsolidasi dilakukan setiap bulan setelah bibit di tanam di lapangan. Hal ini bertujuan untuk memastikan bibit yang kita tanam tumbuh dengan baik. Bagi tanaman yang doyong agar ditegakkan dan tanaman yang mati atau terserang hama penyakit atau abnormal segera diganti dengan tanaman baru disisip. Penyisipan tanaman dilakukan maksimal sampai tanaman berumur lima tahun Itulah informasi mengenai cara menanam bibit sawit yang benar, sebagai catatan untuk areal replanting tanam ulang dianjurkan untuk menggunakan lubang tanam dengan sistem Big Hole lubang besar, namun untuk areal rendahan atau pada areal dengan fraksi liat yang tinggi daya infiltrasi rendah tidak dianjurkan menggunakan sistem big hole karena akan berpotensi tanaman menjadi terendam. Pada areal bukaan baru, penanaman dapat menggunakan lubang tanam biasa. Perlu diingat bahwa aplikasi bahan organik melalui TKKS perlu dilakukan setiap tahun baik untuk areal replanting ataupun areal bukaan baru dengan dosis 200 kg per pokok. Adapun pengaplikasian dilakukan dengan cara disusun pada sekeliling piringan dengan ketebalan satu lapis. Referensi Petunjuk Teknis Penanaman Bibit Sawit Unggul di Lapangan. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Indonesian Palm Oil Research Institute. Dapat diakses DISINI
cara menanam sawit di lahan rawa